Variabel Keshalehan

Varibel Kesalehan

Alat ukur keshalehan dan atau ke-imanan seseorang sebagai bagian dari anggota sebuah komunitas sosial penting dirumuskan sebagai alat mukhasabah (menimbang dan mengukur) sejauh mana sebuah komunitas memperlihatkan sikap berjamaah dengan nyata. Konsep jamaah sering dipersempit hanya urusan yang ada kaitanyya dengan ritual shalat. Memang benar bahwa apabila seseorang melaksanakan shalat dengan berjamaah, maka ia akan mendapatkan pahala 27 derajat. Shalat berjamaah. Jika kita melaksanakan shalat dengan orang lain secara bersama, maka pahala yang akan diterima adalah 27 derajat. 

27   -   21.6  -  16.2 -  10.8  -  5.4
5     -   4     -    3    -   2     -  1
100   -  80    -   60   -  40     - 20 

Apabila nilai 27 disetarakan dengan skala lima (5) maka jika nila terendah adalah 1 setara dengan 5.4 untuk skala 27. Skor nilai 2 skala 5 sama dengan 10.8 skala 27, nilai 3 skala 5 = 16.2 skala 27, nilai 4 skala 5 = nilai 21.6 skala 27, dan nilai 5 skala 5 = nilai 27 sakala 27.  Masing-masing akan terlihat menjadi 20, 40, 60, 80, dan seratus (100) untuk nilai dengan skala 100.

Jika dikaitkan dengan seseorang dalam bersyerikat, misalnya dalam ber-Muhammadiyah, maka model di atas dapat untuk mengukur sejauhmana persyarikatan itu sudah berjalan sesuai dengan slogan yang didengungkan. Jika gerakan Muhammadiyah di suatu tempat sudah mampu membuat AUM (Aamal Usaha Muhammadiyah) maka ia dapat dinilai dengan skor tertinggi 27 (dua puluh tujuh derajat) atau skor 100 jika menggunakan skala 20-40-60-80-100 atau skor 5 untuk skala penilaian 1 sampai 5 (1-2-3-4-5). Bagaimana jika kita bersyerikat baru pada tahapan terbentuk kepengurusan sehingga secara formal kepengurusan itu diakui? Bisa jadi kita baru dapat nilai terendah 5.4 (untuk skala 27), atau nilai 1 (untuk skala 5) atau nilai 20 (untuk skala 100).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nelung Dina

HYPNOWRITING AND Croc Brain

Seminar Nasional Riset Linguistik dan Pengajaran Bahasa (SENARILIP-5), 1-2 OKT 2021