dampak negatif televisi

DAMPAK NEGATIF TELEVISI


Kita menyaksikan perubahan besar dalam masyarakat di belahan bumi manapun. Dengan masuknya teknologi dan melimpahnya barang-barang konsumsi, kini orang menkmati suatu pilihan baru, pilihan yang sebelumnya tidak tersedia bagi mereka dalam jumlah yang sangat melimpah. Semakin lama, kita mengatasi lingkungan kita secara kurang aktif dan kurang bermakna. Itulah sebabnya orang dapat lebih banyak menghindari tantangan-tantangan mental sekarang daripada yang dapat mereka lakukan sebelumnya. 

Ada pemenuhan langsung bagi hampir setiap kebutuhan manusia. Munculnya restiran siap saji merupakan satu contoh terbaik obsesi orang untuk membuat segalanya lebih mudah dan cepat. Orang tidak lagi harus melakukan segala sesuatunya. Orang tidak lagi harus memasak, menjahit, membaca, menulis, atau memperbaiki rice cooker. Selalu ada saja pakar atau mesin yang tersedia yang akan menyelesaikan segala macam masalah mereka. 

Terutama televisi telah begitu berhasil memisahkan para penonton dari otak mereka - dari kemampuan mereka untuk berpikir dan menjadi kreatif, menjadi manusia. Para pecandu televisi lebih suka orang lain yang berpikir bagi mereka. Ini hanya dapat berarti bahwa mereka menonton televisi agar dapat melarikan diri dari pikiran-pikiran mereka sendiri. 

Televisi telah menjadikan sebagian besar orang sebagai konsumen seharihari pengalalam-pengalaman "kalengan", khayalan-khayalan yang dirancang mengenai suatu dunia khayalan yang sekedar menghabiskan waktu dan merampas otak dari kodrat kreatifnya sendiri. Televisi telah disebut sebagai permen karet bagi pikiran. Sesungguhnya lebih buruk lagi. Televisi adalah kanker yang menyerang kreativitas, kebebasan, inisiatif, dan energi rakyat pada umumnya. Entah kita menyukainya atau tidak, televisi adalah faktor utama dalam menentukan contoh-contoh peran masyarakat - dan, melalui mereka, menentukan nilai-nilai dan prioritas-prioritas masyarakat. Persoalan manusia dalam kebanyakan televisi dijabarkan menjadi pemecahan-pemecahan sederhana sederhana, biasanya mengguakan kekerasan sebagai proses yang paling gampang diterima dan berhasil. Ada pula tekanan pada seks dan pemenuhan seks sebagai obsesi manusia yang utama. Nafsu, benci, keserakahan, balas dendam, dan hubungan-hubungan lawan jenis ilegal semuanya digmabarkan sebagai hal utama dan vital, dan dengan seksama terjain pada kebanayakan jaringan serta alur cerita. 

Televisi membiasakan pikiran dengan cara yang hebat dengan menciptakan suatu dunia khayalan, palsu. Televisi membuat anda beranggapan bahwa dunia opera sabun atau kejahatan dan kekerasan adalah satu-satunya dunia yang ada. Kemudian anda akhirnya menerima persepsi yang salah mengenai lingkungan anda ini, dan mau tidak mau persepsi itu memengaruhi pikiran dan tingkah laku anda. Televisi memboroskan waktu belajar yang berharga dan membawa para penontonnya ke sifat umum paling hina. Jarang orang ditantang untuk meningkat menuju patokan yang lebih tinggi yang dilukiskan sebagai suatu yang dapat dicapai dan layak dicapai (hal 21-23) .

Dari: Buku Berpikir Sebagai Pemenang (Dr. Walter Doyle Staples)

DAMPAK NEGATIF TELEVISI

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nelung Dina

HYPNOWRITING AND Croc Brain

Seminar Nasional Riset Linguistik dan Pengajaran Bahasa (SENARILIP-5), 1-2 OKT 2021