Negara Turki

Negara Turki

MENCARI ERDOGAN INDONESIA, 2019

 SEPENGGAL SEJARAH TURKI

Sejak dibubarkannya sistem Khilafah oleh Kemal Atatturk, Maret 1924, Turki menganut paham sekuler. Para penguasa dan pengendali Negara Turki memaklumatkan, bahwa Islam adalah biang kerok penyebab kemunduran Turki. Karena itu, Islam sebagai dasar negara dan konstitusi dihapus. Pasca itu,  sekularisasi mewarnai seluruh kehidupan rakyat Turki. Yang pro maupun kontra terhadap kebijakan penguasa yg sekuler, tetap  harus patuh menjalankannya. Mulai dasar konstitusi, undang-undang pendidikan, sistem politik, sistem bisnis dan perbankan, sistem sosial, dsb, seluruhnya sekuler. Islam dan seluruh simbolnya dienyahkan dari kehidupan rakyat Turki. Hijab sangat terlarang.

Apakah dengan sistem sekuler, lantas Turki menjadi maju?
Tidak sama sekali! Bahkan Turki semakin hancur. Korupsi dan dekadensi moral merajalela. Ekonomi hancur. Layanan pendidikan dan kesehatan amat tidak manusiawi. Transportasi publik mengenaskan. Lira (mata uang Turki) menjadi mata uang yang nilai kursnya terendah di dunia. Sampai Turki sekuler mendapat julukan "the sick man from Europe". Selama hampir 100 tahun rakyat Turki harus menanggung kemiskinan yang luar biasa. Apakah kalangan yang anti sekuler tidak kena getah kesengsaraan Turki? Tentu saja tidak. Mereka ikut menanggung beban penderitaan itu.

Beberapa aktivis Islam yang istiqomah berupaya ingin mengubah situasi itu. Muncullah nama antara lain Necmetin Arbakan dan muridnya Racep Tayyep Erdogan. Tetapi mereka tetap ikut alur permainan demokrasi sekuler negara itu. Mereka mendirikan Partai Refah, tapi dijegal penguasa. Keduanya bahkan pernah dijebloskan ke dalam penjara.  Erdogan mundur dari partai Refah, bersama Abdullah Gul mendirikan AKP. Partai ini ikut pemilu akhir 2000-an, dan menang.

Pada pemilu berikutnya 2005, AKP menang telak (61%). Berdasarkan konstitusi Turki, single mayority, bisa melakukan amandemen undang-undang.  Celah inilah yang digunakan oleh Erdogan untuk melakukan Islamisasi Turki. Erdogan menginstruksikan kepada rakyatnya untuk kembali pada ALLAH. Larangan jilbab di tempat umum dicabut.
Bahasa Arab diajarkan kembali di sekolah2 negeri.  Al Qur'an dan Hadits menjadi mata pelajaran/kuliah wajib.  Sholat subuh berjama'ah, menjadi maklumat resmi negara untuk  warga negara yang Muslim.
Bahkan Erdogan menginstruksikan wajib sholat berjama'ah di kalangan militer.

Erdogan pernah melepas pawai 10 ribu anak-anak usia 7 tahun yang mencanangkan wajib sholat untuk anak-anak seusia mereka.  Kini pelajar dan para mahasiswa berjilbab akan banyak anda temui di seluruh wilayah Turki. Apakah ada penentangan terhadap kebijakan Islamisasi Erdogan?
Ada, tapi jumlahnya amat2 minor. Suara minor mereka tertimbun oleh puluhan juta suara yang pro Erdogan.
Bagaimana tidak? Erdogan betul-betul memanjakan rakyat Turki dengan layanan modern cepat dan murah di seluruh bidang layanan negara. Kesehatan, pendidikan, birokrasi perizinan, transportasi publik, taman-taman hijau kota yang asri, destinasi wisata internasional, dsb, semua dapat dinikmati dengan nyaman oleh siapapun yang berkunjung ke Turki saat ini.

Turki masuk peringkat 16 negara termakmur di dunia dua tahun lalu.
Utang negara NOL. Industri elektronik, otomotif, bahkan alutista telah sangat maju. Jika ada 3 jenis alat elektronik terunggul di Eropa, salah satu pasti made in Turki. Turki telah menaikkan gaji guru setara dengan gaji dokter. Pendidikan dan riset terus dibiayai negara. 300 ribu ilmuwan telah disiapkan Turki untuk menyongsong 2024. Waktu ini,  adalah tepat 100 tahun kekhalifahan Turki jatuh.

Taukah Anda?  Tahun 2024 adalah tahun pencanangan Erdogan, bahwa Turki harus bangkit kembali, menjadi negara yang memimpin dunia.

Negara Turki

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nelung Dina

HYPNOWRITING AND Croc Brain

Seminar Nasional Riset Linguistik dan Pengajaran Bahasa (SENARILIP-5), 1-2 OKT 2021